Jakarta, kpkmsultra.com-16 Juli 2025 – Penulis sejarah dan pemerhati budaya Nusantara, Agus Flores, merilis catatan pemikirannya mengenai akar sejarah Tanah Air, dengan menyoroti sosok legendaris Ratu Sima sebagai figur sejati dari Ibu Pertiwi. Dalam tulisannya, Agus Flores menegaskan bahwa banyak bagian dari sejarah Nusantara yang belum terungkap secara utuh dan harus dikaji melalui pendekatan spiritual, budaya, dan filsafat.

Agus yang dikenal aktif dalam riset sejarah alternatif menyampaikan bahwa ketertarikannya pada asal-usul Nusantara sudah dimulai sejak usia 18 tahun. Ia bahkan mengaku pernah mengalami pengalaman spiritual-diperlihatkan sosok berjubah zaman kuno yang mengisahkan 130 Raja Nusantara dalam Kasta Brahma.

“Saya percaya, sebelum dikenal sebagai Nusantara, wilayah ini disebut Tanah Para Dewa atau Tanah Surga Dunia, yang dipimpin oleh sosok perempuan agung dari trah Brahma bernama Ratu Sima,” ujar Agus Flores.

Ratu Sima, menurut sejarah, adalah penguasa Kerajaan Kalingga pada abad ke-7 M (674–695 M). Ia dikenal sebagai pemimpin wanita yang tegas, adil, dan bijaksana. Kisah tentang keadilannya melegenda, termasuk keberaniannya menghukum anaknya sendiri demi tegaknya hukum.

Namun menurut Agus Flores, Ratu Sima lebih dari sekadar ratu: ia adalah simbol awal dari Ibu Pertiwi, bahkan kemungkinan bagian dari entitas spiritual yang juga berkaitan dengan sosok Ratu Laut Selatan.

Agus juga mengungkap kemungkinan keterkaitan antara Ratu Sima dengan dinasti-dinasti besar seperti Syailendra, Sriwijaya, hingga Majapahit. Ia menyebut nama Balaputradewa dan berspekulasi bahwa Gajah Mada mungkin adalah keturunannya, meskipun belum ditemukan bukti literatur resmi mengenai hal itu.

“Saya hanya mencoba menghubungkan jejak-jejak sejarah yang tercecer. Bisa jadi benar, bisa juga salah. Tapi saya yakin, Nusantara ini penuh misteri yang belum terpecahkan,” jelas Agus.

Sebagai penulis sejarah yang mengusung pendekatan budaya dan spiritual, Agus Flores mengajak masyarakat untuk tidak hanya melihat sejarah secara tekstual, tetapi juga kontekstual dan spiritual. Menurutnya, nilai-nilai luhur para leluhur harus digali kembali sebagai bagian dari identitas kebangsaan.

“Nusantara ini bukan sekadar geografis. Ia adalah ruang spiritual, warisan agung para Dewa, Tanah Air yang sejati. Dan Ratu Sima, saya yakini sebagai simbol utama Ibu Pertiwi kita,” pungkas Agus Flores.(Redaksi)