Muna, Sulawesi Tenggara-kpkmsultra.com- Tujuh Tamalaki FORMAKOM & kader AMBA SULTRA turut berpartisipasi dalam Festival Liangkabori Kabupaten Muna 2025 yang diselenggarakan pada 11-18 Juli 2025 di Desa Liangkabori, Kabupaten Muna.

Partisipasi Tamalaki ini merupakan bentuk kolaborasi dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal khas Bumi Anoa, Sulawesi Tenggara.

Kegiatan ini selaras dengan tema festival, “Lestarikan Budaya Leluhur Daseise Lalo Damowano Liwu,” atau dalam bahasa Indonesia, “Lestarikan budaya leluhur kita, satukan pikiran untuk memajukan daerah.

Ket:FORMAKOM, AMBA SULTRA

Tamalaki adalah pasukan adat kerajaan Konawe & mekongga , yang Eksistensinya masih di Pertahankan Sampai saat ini oleh pemuda Tolaki Konawe & Mekongga.

Ke tujuh Tamalaki ini mewakili beberapa organisasi adat yang bernaung di bawah FORMAKOM ( Forum Masyarakat Adat Konawe Mekongga) yang didalamnya juga ada organisasi kepemudaan AMBA-SULTRA yang di wakili Oleh Unang Saputra.

FORMAKOM & AMBA SULTRA didampingi oleh YM La Ode Riago dan rombongan PMMI (Pemersatu Masyarakat Muna Indonesia) dari Kendari hingga Kabupaten Muna. Setibanya rombongan di tanah Muna, mereka sempat mengunjungi situs-situs tua kerajaan Muna, seperti Benteng Kotano Wuna, Masjid Kotano Wuna, dan makam-makam leluhur Muna.

Salah satu makam yang dikunjungi adalah Makam La Ode Husein (Omputo Sangia), ayahanda La Ode Teke, salah satu ulama yang membawa Islam ke tanah Konawe.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, budayawan, serta wisatawan lokal dan mancanegara.

Momen menarik dan harmonis terjadi saat pemberian cinderamata dari dua pihak, yaitu FORMAKOM dan Pemerintah Kabupaten Muna.

FORMAKOM, yang diwakili oleh Dewan Sara, memberikan cinderamata berupa parang adat Taawu. Sementara itu, Bupati dan Wakil Bupati Muna memberikan cinderamata berupa sarung motif Muna dan Kampurui. Sinergitas kedua belah pihak ini menegaskan kesepakatan untuk terus melestarikan Budaya Empat Pilar Sulawesi Tenggara.

Festival Liangkabori, khususnya di Pulau Muna, merupakan kegiatan kebudayaan yang sangat penting.

Liangkabori sendiri adalah salah satu situs peradaban kuno yang diyakini telah ada sejak 60 ribu tahun SM oleh beberapa peneliti. Di dalam gua tersebut terdapat situs-situs prasejarah yang kaya, seperti lukisan-lukisan pada dinding gua dengan berbagai bentuk flora dan fauna, telapak tangan, dan perahu. Temuan-temuan ini menjadi bukti bahwa peradaban Muna telah ada sejak zaman prasejarah.

Ke Tujuh orang Tamalaki perwakilan FORMAKOM (Forum Masyarakat Adat Konawe Mekongga) ,di berikan PIN Penghargaan dari Pemersatu Masyarakat Muna Indonesia ( PMMI ) Oleh President PMMI Sekaligus Ketua Majelis Adat Kerajaan Nusantara Kab.Muna YM. Laode Riago , SH. Atas partisipasi dalam kegiatan Festival Liang Kabori 2025 di Kabupaten Muna.

7 TAMALAKI FORMAKOM :

1.Edi Vampir (TBM) Tamalaki Bokeo Mekongga
2.Jasradin ( TMMS) Tamalaki Momea Mopute Sultra
3.Rey (PKT) Panglima Kapita Tamalaki
4.Muh.Amin Panglima (TWSM) Tamalaki Wutano Sangia Mekongga
5.Hardin Ismail (Ketua Distrik Bagian Utara Dewan Sara ( Tamalaki Rire Panglima Mekongga)
6.Asrul (PKT) Panglima Kapita Tamalaki
7.Heriyanto Pagala (TWM) Tamalaki Wonua Mekongga

Lp:Lina